Profesi Masa Depan yang Memberikan Kesempatan Setara bagi Talenta Digital Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas di negara mana pun, seringkali masih dipandang sebelah mata, diragukan kemampuannya dalam beraktivitas dan berkarya. Seringkali, mereka tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa membuktikan kemampuan mereka, terutama untuk hal-hal yang berdampak terhadap perekonomian mereka. Alhasil, banyak penyandang disabilitas, terpaksa menjalani kehidupan dalam kondisi terpuruk dalam kemiskinan, hanya dengan mengandalkan bantuan dari sesama, atau lembaga-lembaga yang bergerak di bidang sosial.

Berdasarkan survey yang pernah dilakukan, satu dari enam orang di seluruh dunia memiliki disabilitas, dan sangat berpotensi mengalami pengucilan ekonomi. Dengan total lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia, penyandang disabilitas (mereka yang pendengaran, penglihatan, kognitif, mobilitas, bicara atau fungsi sarafnya terganggu) adalah kelompok minoritas terbesar di dunia. Usaha untuk memberdayakan mereka menjadi faktor yang sangat penting, karena selain dapat membuat penyandang disabilitas jadi lebih mandiri, seringkali anggota keluarga yang lain terpaksa harus meninggalkan pekerjaan mereka untuk merawat kerabat yang mengalami kondisi ini. Sebuah fakta yang menunjukkan keterkaitan penyandang disabilitas dengan kemiskinan.

Hal yang Wajib Dimiliki oleh Penyandang Disabilitas di Era Industri 4.0

Penyandang disabilitas cenderung memiliki tingkat pengangguran dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak. Mengecualikan penyandang disabilitas dari angkatan kerja dapat menyebabkan hilangnya PDB hingga 7%. Mengapa demikian?

Sebuah studi yang diselenggarakan oleh Accenture menunjukkan bahwa perusahaan yang berkolaborasi dengan penyandang disabilitas, memiliki pendapatan 28% lebih tinggi. Sebanyak enam puluh enam persen konsumen akan membeli dari perusahaan yang menampilkan penyandang disabilitas dalam iklannya. Ini menunjukkan hubungan kepedulian antara penjual dengan pembeli, di mana ada keinginan tersendiri untuk membantu mereka yang menyandang disabilitas, dan mereka menemukan jalannya melalui perusahaan yang bekerjasama dengan para penyandang disabilitas ini. Apakah ini bisa jadi solusi bagi penyandang disabilitas untuk bisa mandiri?

Di era transformasi digital ini, penyandang disabilitas mungkin banyak ketinggalan dalam aspek-aspek tertentu, seperti penguasaan fintech, edtech, kerja jarak jauh, dan jaringan. Namun ini juga bisa jadi jawaban bagi mereka untuk mendapatkan hak yang sama untuk menjalani kehidupan di era digital ini tanpa jadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Bagaimana caranya?

Edukasi adalah Kunci

Penyandang disabilitas kerap kali kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan di institusi formal, biasanya terkait dengan kurangnya fasilitas yang diperlukan bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Namun dengan kemajuan teknologi pendidikan saat ini, dimana ilmu dan pengetahuan bisa diakses secara online, penyandang disabilitas perlu untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka agar dapat bertahan dan bersaing di era industri 4.0 ini. Microsoft sadar akan pentingnya pemerataan pendidikan melalui akses yang lebih mudah dan fleksibel. Melalui platform Microsoft Learn, para penyandang disabilitas dapat belajar apapun yang mereka butuhkan dalam menghadapi era digital sekaligus mendapatkan pengakuan melalui program sertifikasi resmi dari Microsoft. Hal ini akan meningkatkan value dari para penyandang disabilitas itu sendiri sehingga menjadi salah satu talenta digital yang siap memberikan kontribusi di mana pun mereka berkarya nantinya.

Profesi Talenta Digital di Indonesia

Dalam rangka menuju era Digital Indonesia, di mana Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi kontributor ekonomi digital dunia. Visi Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, serta peningkatan digital native di Indonesia, memerlukan banyak talenta digital untuk memperluas dan meningkatkan layanan. Diperkirakan, Indonesia membutuhkan sedikitnya 600.000 talenta digital per tahun hingga 2035 mendatang untuk bisa mewujudkan visi tersebut.

Ada beberapa jenis profesi yang diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut, di mana sebagian besar merupakan profesi developer seperti DevOps Engineer, JavaScript Developer, dan Back-End Developer. Sedangkan profesi lainnya yang juga memerlukan keterampilan digital yang spesifik antara lain adalah AI Specialist, Data Scientist, dan Software Quality Assurance.

Komitmen Microsoft Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia

Microsoft dalam hal ini tidak hanya sekadar mempersiapkan talenta digitalnya saja melalui platform pembelajaran yang mereka miliki, namun juga sekaligus menjalin kemitraan dengan UMKM yang juga harus siap dalam menghadapi era teknologi industri 4.0 ini. Transformasi teknologi digital yang diperlukan oleh UMKM, membutuhkan talenta digital yang tepat untuk bisa membantu mereka beralih dari pasar tradisional konvensional, ke pasar digital yang memiliki potensi pasar yang lebih luas, bahkan hingga melintasi batas negara. Komitmen Microsoft dalam upaya Pemberdayaan Ekonomi Digital Indonesia diwujudkan dengan cara memperkuat ekosistem teknologi dalam negeri, melalui platform belajar Microsoft Learn dalam Bahasa Indonesia (seperti yang sudah kami bahas di awal), portal inovasi Azure dalam Bahasa Indonesia, serta platform Microsoft for Startups Founders Hub.

Berkat kemajuan perkembangan teknologi saat ini, talenta digital penyandang disabilitas, tetap dapat beraktivitas dari tempat mereka berada, meminimalkan mobilitas yang mungkin jadi kendala mereka selama ini. Teknologi seperti text to speech, bisa membantu talenta digital penyandang disabilitas yang tidak bisa bicara dengan jelas (bisu). Fitur auto caption pada aplikasi video conference yang mampu menerjemahkan ucapan menjadi tulisan, akan sangat membantu talenta digital penyandang disabilitas yang tidak bisa mendengar (tuli). Teknologi mampu menyetarakan kemampuan penerimaan informasi yang diperlukan, baik untuk mereka para talenta digital yang tidak memiliki disabilitas, maupun talenta digital penyandang disabilitas.

Penyerapan talenta-talenta digital ini ke bisnis UMKM, startup dan lain sebagainya, kelak akan memperkuat pondasi ekonomi bangsa di era pasar bebas, sehingga terwujud kedaulatan ekonomi kerakyatan yang berbasis digital, di mana seluruh talenta digital yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini, khususnya talenta digital dengan disabilitas, bisa memiliki value dan kontribusi yang positif, bahwa sesungguhnya mereka bisa mandiri secara ekonomi, serta menjadi aset bangsa yang sangat potensial dalam menghadapi era teknologi industri digital.

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail
The following two tabs change content below.

Maseko

Latest posts by Maseko (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *