Kamera Alice Bawa AI dan Deep Learning dalam Wujud Kamera Full-Size

Kamera Alice digagas sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kekuatan komputasi fotografi yang didukung oleh kecerdasan buatan dan manfaat dari sensor dan optik yang memiliki fisik lebih besar. Perangkat ini menjanjikan keunggulan kedua format tersebut ke dalam sebuah perangkat.

Alice mengatakan bahwa dalam proposan penjualannya yang unik adalah untuk memanfaatkan komputasi fotografi yang terlihat di smartphone terbaru dan menerapkannya pada optik kualitas profesional dan sensor yang lebih besar. Dalam hal ini, Kamera Alice menggunakan sensor Micro Four Thirds dan optik yang dapat digonta-ganti untuk menawarkan berbagai variasi sistem lensa fotografi yang kemudian dapat diterapkan dengan teknologi kecerdasan buatan yang masih terus berkembang.

Alice juga mengatakan bahwa sensornya adalah quad-bayer sensor ISO Micro Four Thirds ganda yang digunakan pada Panasonic GH5S. Artinya perangkat ini memberikan kinerja cahaya rendah yang lebih baik. Meskipun perangkat ini tidak cukup memberi efek bokeh yang sangat dicari dari kamera full-frame, namun hal ini tetap saja merupakan peningkatan dari apa yang bisa ditangkap dengan kamera smartphone, bahwa bokeh yang terjadi pada kamera Alice adalah efek bokeh nyata berkat penggunaan lensa, dan bukan merupakan efek bokeh buatan karena metode defokus.

Target pasar mereka di sini adalah mereka yang tertarik pada fotografi sebagai hobi yang juga menyadari bahwa mereka bisa mendapatkan lebih banyak fitur dan kemampuan daripada apa yang bisa ditawarkan smartphone, tetapi juga kurang familiar dengan kamera full-size. Menurut Alice, kamera full-size lambat, sulit untuk dipelajari, dan mahal, sehingga membuatnya tidak ideal untuk para content creator.

Alice Camera didukung oleh AI Tensor Processing Unit (TPU) dari Google yang secara khusus dikembangkan untuk bertindak sebagai akselerator AI untuk keperluan neural network machine learning. Alice mengatakan bahwa dengan Google TPU sebagai intinya, kamera mampu terus belajar dan memberikan pengalaman pengambilan gambar yang lebih baik kepada semua orang yang menggunakannya.

Alice Camera juga memiliki chip yang dapat diprogram ulang yang dioptimalkan khusus untuk pemrosesan video resolusi tinggi, yang cepat dan dapat menerima update secara berkala untuk membuatnya menjadi lebih baik.

Kamera Alice menggunakan apa yang digambarkan sebagai “cutting-edge end-to-end deep learning techniques” untuk mengotomatiskan fokus, pencahayaan, dan keseimbangan warna. Algoritma tersebut dilatih pada banyak gambar dan terus dipelajari dari waktu ke waktu. Alice juga mengintegrasikan AI canggih dan multi-shot HDR untuk meningkatkan performa dynamic range dan low light lebih jauh.

Alice juga mengintegrasikan stabilisasi elektronik yang dapat disesuaikan sepenuhnya untuk mencapai hasil rekaman yang mulus. Dan berkat chip Google, kamera Alice juga memiliki pelacakan objek dan pengenalan skenario, yang akan menjadi lebih baik karena dari waktu ke waktu akan semakin banyak subjek dan objek yang dapat dikenali.

Kameranya mendukung live streaming, dengankemampuan yang bisa membuat pascaproduksi menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga lebih sedikit proses antara merekam konten dan membagikannya. Bagian dari daya tarik ponsel cerdas adalah kemampuannya untuk berbagi konten secara online, dan Alice sangat memahami hal ini. Sementara banyak kamera sekarang menawarkan fitur untuk menghubungkan ponsel ke mereka, prosesnya masih kikuk dan lambat. Alice tampaknya menghilangkan hambatan tersebut dengan sepenuhnya mengintegrasikan pengalaman smartphone ke dalam menggunakan Alice.

Benar-benar terasa seimbang antara kamera berfitur lengkap dan pengalaman fotografi smartphone.

Pendiri Photogram, perusahaan induk dari Alice Camera, Vishal Kumar mengatakan bahwa timnya mulai mengerjakan deep learning pipeline yang mendukung kamera Alice, lebih dari setahun yang lalu. Sekarang perusahaan ini didukung oleh Badan Inovasi Pemerintah Inggris dan bekerja sama dengan mantan desainer produk Dyson dan salah satu produsen elektronik terkemuka di Inggris Raya.

Photogram AI pertama kali mulai mengemukakan gagasannya tentang kamera komputasi pada bulan September tahun lalu, dan berencana untuk merilis kamera yang sudah selesai setelah crowdfunding pada musim panas 2021. Tenggat waktunya sedikit bergeser dan Alice berharap bisa meluncurkannya pada bulan Oktober jika IndieGoGo berhasil. Harga eceran awal yang dikutip dari £ 750 (~ $ 955) tidak berubah. Konon, produsen juga menawarkan kamera dengan harga diskon untuk pendukung kampanye crowdfunding: di mana model dasar Alice Camera dapat ditebus dengan harga £ 550, atau sekitar $ 758.

Konsep yang menarik dan mungkin bisa jadi solusi masa depan untuk mereka yang mendambakan fotografi ringkas namun tetap berkelas profesional.

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *